welcome to my home

I want all of you to feel just like home whenever you enter my page, so enjoy your 'feels like home' in here and free to drop comments

Framing the Conversation - Benedict Anderson

Dec 23, 2007

Anderson begins this lecture by asking the question – where does the Goodness of the Nation come from? He lays the ground work for this question by outlining the largely unexplained emotional power of nationalism and the Nation, which draws people into an imagined community despite differences along lines of race, class and gender and despite the fact that nations “have plenty of black pages in their history”.

Anderson goes on to identify three sites that he believes are worthy of inspection when it comes to understanding the Goodness of Nations.

The first of these sites is the Future, or as Anderson likes to calls it the Future Perfect. He points out that nationalism is the first form of political organisation to have its sights firmly set on the future as an ideal, utopian space. Following a famous lecture given by Max Weber to the German public of 110 years ago, Anderson goes on to identify how the future imposes obligations on the living citizens of the Nation through the uncounted millions of people yet to be born into the body of the Nation. It is for the unborn (the future) that we have obligations in the present to ensure that we leave behind a ‘good’ legacy for generations to come.

The second source of the goodness of the Nation according to Anderson is the body of the dead. Anderson points to the way in which the Nation rummages through the archive in order to extract worthy ancestors that will come to represent the Nation’s heroes. He identifies national monuments and war memorials as largely anonymous spaces that exclude any specific details about those who died in the service of the Nation. To die for the Nation, says Anderson, is to have your moral slate wiped clean.

The third source of the Nations goodness identified by Anderson is in the body of the living, specifically in the collective of the Nations children who he views as the avant-garde of the unborn. Children, says Anderson, are largely excluded from the body politic and are only considered adults once they obtain citizenship at the age of 18, 19, 20 or 21. This phenomenon ensures that the Nation’s children are exempt from political blame. By not allowing the children to vote, the Nation protects them from what mostly amounts to the moral squalor of politics.

Finally, Anderson turns to the Adult citizenry in an attempt to identify other sources of the Nation’s Goodness. He draws the chapter to a close on a largely ambiguous point, neither dismissive nor obviously supportive of this Goodness, implying that as fraternal members of a common body our existence and our survival, whether we like it or not, depends upon the continued survival of the Nation.

Pemimpin Untuk Membudayakan Hidup Positif

Nov 10, 2007


Tentunya bukan tanpa alasan tema peringatan AIDS Sedunia tahun 2007 dan 2008 menyorot tentang peran kepemimpinan. Kenapa? Karena justru dari titik tolak itulah pencegahan berasal, penanggulangan dapat berarti besar dan harapan demi kehidupan yang lebih baik dapat tercapai.

Namun kadangkala kita lupa, inti dari seorang pemimpin adalah membawa inovasi, visi dan kesungguhan dalam menghadapi tantangan AIDS. Pemimpin bukanlah sekedar mereka yang berada di posisi tertinggi. Kepemimpinan harus ditampilkan dalam setiap tingkat dan berani menentang status quo agar dapat menang dari penyakit ini.

Kita patut bertanya pada diri masing-masing, apakah yang sudah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang sama sekali tidak pandang bulu ini? Apakah kita masih memiliki stigma tinggi bahwa penyakit ini hanya untuk mereka yang melakukan perbuatan ‘terkutuk’? Apakah kita sudah benar-benar tahu apa itu HV/AIDS? Apa kita masih menjadikan peringatan Hari AIDS sebagai ratu sehari? Jika banyak dari pertanyaan-pertanyaan ini malah membuat Anda bungkam dan menjawab tidak… maka marilah kita bersama-sama dalam momentum Peringatan Hari AIDS Sedunia (PERISAI) 2007 duduk bersama menyatukan pandangan dan berkesungguhan untuk menjadi pemimpin bagi masing-masing diri – setidaknya – serta menepati janji-janji yang selama ini tidak ditepati.

Fakta yang dapat kita lihat di Propinsi Banten, angka HIV positif telah mencapai 980 jiwa – hasil penelitian Komisi Penanggulangan AIDS propinsi Banten (akhir Juni 2007). Seperti yang sudah diketahui penyebaran HIV/AIDS cenderung berpola fenomena gunung es, maka angka yang tertera pada ‘sensus’ tersebut belum sepenuhnya menggambarkan keadaan sesungguhnya di lapangan!

Bayangkan angka yang lebih besar lagi untuk tingkat nasional! Dimana orang muda adalah kelompok yang paling terkena dampak HIV/AIDS.

PERISAI 2007 mengangkat tema Positive Living: Ideas for a Better World demi menyoroti praktis kepemimpinan yang lebih sederhana dengan mulai memimpin diri sendiri menjalani hidup yang positif.

Generasi muda kita banyak yang terkena imbas globalisasi, peta pemikiran hidup positif mungkin saja terdengan out-of-date alias kuno… justru stereotype macam itulah yang harus diubah! Pola hidup positif adalah menanamkan kembali peran agama, budaya dan kepeduliaan dengan unsur yang kondusif dan terus berkembang. Kini memang bukan lagi jaman Siti Nurbaya – yang perempuan harus dipingit, ataupun dekade Perang Dunia – dimana laki-laki kudu masuk wamil!

Sekarang era informasi dan maraknya perkembangan teknologi – sehingga siapa saja punya akses untuk ‘menguasai dunia’. Tapi bagaimana seh menjadi seorang pemimpin? Hidup positif apa yang dimaksudkan? Mari kita mulai dengan menjawab pertanyaan ‘Apa yang bisa saya lakukan?’.

HAPPY IEDUL MUBARAK everyone!!

Oct 15, 2007

when singing adzan and takbirratul are coming side by side...
where people are holding out their hands for forgiveness and
when morning daylight arises in a beauty of unity...

here i am,
down on my knees... praying for
a better world to live in!

TUHAN TAHU, TAPI MENUNGGU

Sep 24, 2007

Manusia tak pelak lolos dari kesalahan, bahkan sering kita berkubang dengan bahagianya diantara gulungan kesalahan-kesalahan yang seperti sutra – dibayar dengan harga melangit.

Aku pun begitu. Tak jarang mengelak karena kesilapan itu begitu manis rasanya!

Tidak aku pungkiri anugerah besar yang seringkali 4JJ SWT hamburkan untukku yang masih hijau dalam mencintai-Nya, entah kenapa hal itu tidak menyurutkan cinta-Nya. Kesalahan demi kesalahan, baik yang kuakui maupun yang kupeluk erat tak mau lepas hingga sekarang...

Kesalahan-kesalahan yang menjadikan aku sekarang ini. Cobaan demi cobaan-Nya seperti mainan yang diulurkan pada batita, yang dengan semangat ingin tahu bagaimana dan apa dibalik mainan baru itu. Kadang kala aku terjebak.

Seperti manusia lain, revenge dan white lie adalah tameng yang terindah yang pernah diciptakan oleh otak brilian manusia... dan diakui seantero jagad. Hanya saja malam itu...

Ketika introspeksi datang menginspeksi koper-koper kehidupanku sebelum beranjak ke university of life, aku merenungi kenangan indah yang baru saja kukecap manis – begitu manis hingga rasanya menggigit lidah!

Di antara kehampaanku selama ini, 4JJ SWT menurunkan untukku matahari-Nya yang terindah... bukan kepalang sinarnya di hadapanku... menuntun pada senyumanku... membawa pada keberhasilan asaku... merujuk pada lembah cinta dengan palung dalam dan kerinduan yang mengangkasa... di antara sayup-sayup diamku, Dia memperlihatkan aku anugerah-Nya dalam balutan kesederhanaan manusia... meski aku harus terhempas kecewa akhir-Nya.

Tapi aku tahu... Tuhan tahu... dan ini bukan akhir karena aku masih berdiri di sini menantang-Nya dengan berjuta pertanyaan! Aku tahu Tuhan tahu, tapi Dia menunggu…

I believe he knows what is best for us, human, and that things have its moment... God knows and he waits patiently when we least expect it, he comes down to serve the long prayer!

“… Seperti kata Leo Tolstoy: Tuhan tahu, tapi menunggu.”

Demi Tuhan, aku menunggu-mu!

“Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” -- Arai

Dalam bulan penuh rahmat ini, rasanya hujan berkah menumpuk di pundakku – menyengatkan tanggung jawab sehingga rasanya ngilu untuk melepaskannya begitu saja atau bahkan memeluknya demi kerinduan dan pemenuhan asa.

Kemarin, di tayangan Ensiklopedia Al-Quran, seorang Direktur Utama Pusat Kajian Al-Quran membahas tentang rasa syukur – aahh… a very rare notion! Not that it’s rare to discuss about but on the contrary we remember too much of it to saying it…

Puasa kali ini, di bulan kelahiranku, membentangkan begitu banyak harapan dan tantangan bagi mimpi-mimpi yang terus kutumbuhkan – karena kini hanya hal-hal itulah yang mampu memenuhi relung hatiku yang kian beku.

Aku mencoba menghujani kegersangan itu dengan Waqiah-Mu.

Aku berusaha memeluk-Mu karena kesendirian ini bisa membunuhku.

Aku terus melangkah... terus lurus... peduli setan, aku percaya ini BENAR!

Sehabisnya aku menuntaskan karya Andrea Hirata, segaris senyum... lagi dan lagi menghiasi pelataran yang selama ini datar. Laskar Pelangi-nya yang inspiratif dan Sang Pemimpi-nya yang membuatku terus berupaya menyiangi mimpi serta Edensor-nya yang membuatku PERCAYA kalau 4JJ SWT mengabulkan mimpi-mimpi itu...

Hehe... aku kira udah dikutuk untuk ikut tes yang satu itu, ternyata tahun ini aku malah lolos! Bersamaan dengan approval beasiswa... kemudian beruntun rencana yang kubangung demi kemajuan, demi perubahan, demi pemahaman dan demi itikad baik pesan 4JJ SWT dalam Al-Quran, “Tidak akan berubah nasib suatu Kaum jika mereka tidak berusaha untuk berubah...,“ Sungguh Maha Suci Allah!

Ia tahu setiap do’a yang dihaturkan umat-Nya, dalam kesunyian malam... di tengah bising hiruk pikuk tengah hari... meradang di tiap kali pengucapannya, sendu dalam permohonan, perih dalam perulangan roda nasib, terseok-seok... seringkali mendahului nasib dengan jadi pengikut para pesimists!

Maka, “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” – Arai.

Bagi mereka yang menggantungkan hatinya diantara rimbun arakan awan sementara mereka membenamkan kaki-kaki mereka di lumpur kemiskinan... bagi mereka yang terus berjuang menahan gerus keserakahan peradaban dan jahiliyah jaman... bagi mereka agen-agen perubahan... bagi mereka patriot mimpi...

Live up and keep on dreaming!

Alhamdulillah.

bonne anniversaire

Sep 5, 2007


happy b-day to me
happy b-day to me
happy b-day... happy b-day
happy b-day to me

langkahkan kaki ke depan karena arah belakang hanya tuk ditengok saja... mengayunkan kaki ke belakang adalah pencarian celaka! aku percaya pada kekuatan-Nya yg memelukku di malam-malam ketakyakinan dan saat-saat terik meradang...

aku adalah ciptaannya yg paling bandel, berani mengajukan tanya... menentang arus dan menjulurkan lidah pada bara daripada roti -- layaknya Musa AS. sepertinya tiada habisnya aku menggemeretakkan langit-Nya. bukan karena aku menantang-Nya tp karena minta perhatian... dari sekian ratus ribu juta manusia, lihatlah aku yg puluh satu kali berkurang waktu menghirup kebebasan dunia.

ya Rabb,
malam-malam waqiah-ku...
siang jerih payah-ku...
luang waktu ibadah-ku...
jangan beranjak seperti waktu
ya Rabb,
cintai aku!

KISAH YG TAK SEMPURNA

Aug 24, 2007

Dengar… dengarkan aku…
Aku akan bertahan…
Sampai kapanpun....
Sampai kapanpun....
Maafkan aku yang tak sempurna tuk dirimu
Usailah sudah kisah yang tak sempurna tuk kita...kenang...

Aku memang tak berhati besar... tak mengindahkan berlapang dada...

Beberapa kali aku mengalihkan pandangan kesekeliling, banyak hal yang tak sempurna digulirkan oleh-Nya... entah tuk memberiku pelajaran lebih dalam tentang makna hidup (yang sampai sekarang aku bahkan tetap ga jauh-jauh ngertinya) atau Dia ´mengancam´ kelalaianku...

Aku teringat pada janji-janji yang pernah dibuat... manusia dengan hati-hati mereka yang kosong mengisinya dengan janji-janji pada setiap orang, agar hari mereka penuh; agar kenangan mereka akan waktu yang beranjak angkuh punya tanda; agar dapat menutup bolong-bolong kisah yang tak sempurna...

Hanya saja semakin serpihan itu diisi semakin banyak yang melompong… ada apa ini? Ada kisah janji di hadapan penghulu yang ditinggal mati... melesakkan berbagai cambukan rasa, janji sehidup semati itu bahkan tak pernah terucap.... aku memang tak melihat air mata di sudut matanya tapi aku merasakan dirinya jatuh terlalu dalam!

Ada kisah tak sempurna tentang cinta... bertabur bunga dan senyum sepasang kekasih. Di mata mereka aku melihat jutaan bahkan ribuan janji baru... seperti anak-anak yang terlahir dari rahim.

Ada kisah janji di mata tuhan yang berakhir di meja judi... sahabatku bertanya soal karma karena janji yang terputus itu, kukatakan padanya bahwa Dia yang Maha Adil menggenggam setiap nyawa dengan Rahman... dan bahwa hidup yang hanya sekali dan singkat ini milik kita seorang maka masa depan adalah coretan di kertas putih – bukan oleh siapapun melainkan tangan sendiri. Ada kisah kematian yang menggantung... menumpaskan segala janji, mendiskriminasikan diri, mengubur kesempatan.

Tertanya pernyataan salah atau benar tidak selamanya jadi titik dalam kalimat. Mengubahnya membuatku seperti melawan arus deras. Here comes the rain again... as in life, it’s hard to be just who we are!

Please wake me up when September ends… Aku memang tak berhati besar… tak mengindahkan berlapang dada…

Menggantungkan janji yang belum terpenuhi sebelum mati... ada kisah janji yang terus terentang dan mengulangkan diri...

Dia yang tak mengijinkan aku menyerah atau aku yang terlalu egois tuk bisa mengerti pasrah... it’s making me sad coz i cant be with u...

I am thinking back how time has absorbed many things in my life and the live of others… while little in return tuk semua kisah tak sempurna itu… mata kuliahku, tuk semua kisah tak sempurna itu… awan pelindungku, tuk semua kisah tak sempurna itu… pertahananku, tuk semua kisah tak sempurna itu… maafku.

Ungu - Kekasih Gelapku

Aug 21, 2007



ku mencintaimu lebih dari apapun
meskipun tiada satu orang pun yg tahu
ku mencintaimu sedalam-dalam hatiku
meskipun engkau hanya kekasih gelapku

yakinlah bahwa engkau adalah cintaku
yg kucari slama ini dalam hidupku
dan hanya padamu kuberikan sisa cintaku
yg panjang dalam hidupku

ku mencintaimu sedalam-dalam hatiku
meskipun engkau hanya kekasih gelapku
ku mencintaimu lebih dari apapun
meskipun tiada satu orang pun yg tahu
ku mencintaimu sedalam-dalam hatiku
meskipun engkau hanya kekasih gelapku

kekasih gelapku

PERGI

Jul 2, 2007


jika langkah adalah kaki-tangan waktu
kini aku sudah terbelenggu...
menatap sang pencinta
dia tiada dimana-mana
mengukur jarak yang tersisa
lelah menerkam tancapkan kuku-kuku tajam

perih.. perih.. berlari di atas kerikil mendidih

jika langkah adalah kaki-tangan waktu
maka kini aku tlah lama menunggu...
masih dan slalu, sang pencinta

hanya saja biarkan sejenak
aku berada di alam sana yg sedikit saja berbeda!

SSHHHH...

May 23, 2007


it's time to dig something in each and everyone of us -- quietly... can we do that, dear?

FEAR

Apr 13, 2007


Kenapa manusia merasakan takut?

Apa rasa takut itu? Ketakutan adalah rasa sakit di dada, perut atau gelitik di tengkuk ketika keadaan, seseorang atau diri sendiri merasa tidak nyaman… merasa tidak aman… merasa tersudut… rasa takut adalah anak kesayangan Tuhan karena melahirkan kepatuhan!

Interpretasi rasa takut bagi setiap orang berbeda-beda… makanya ada berbagai sebutan seperti claustrophobia, dan lain-lain. Rasa takut adalah jaringan neuron jauh di bawah kulit yang sangat sensitif. Takut adalah obat panjang umur bagi sebagian orang… dan racun yang sangat mematikan bagi yang lainnya. Lalu kenapa kita diwariskan rasa itu? Karena kita terlahir dengan napsu… that’s why.

Tuhan menciptakan manusia – makhluk yang paling sempurna – dengan akal dan napsu. Maksudnya adalah kita memiliki pengetahuan akan-Nya dan menyembah-Nya; dapat merasakan kebutuhan dan mencari cara memenuhinya; merelakan kehilangan dan belajar… Tapi… kita terlalu sering takut hingga lupa atau suka lupa tuk takut.

Rasa takut bagiku adalah sahabat sejati… karenanya tak pernah kurasakan susah menemaninya, tak kurasa jengah menjamunya kapanpun jua, tak pernah mengeluh jika ia malah berlama-lama di sisi.

Kebahagian dan kesedihan adalah rantai makanan bagi ketakutan… esensi dari keramah-tamahan bagiku adalah menghisap ‘kekuatan’ dari orang-orang di sekitarku lalu menjadikannya ‘mangsa’ dari ketakutan yang kupelihara.

Aku BUKAN penjahat… hanya ketika kehabisan jamuan alternatif itu yang tersedia – ku pikir lebih mudah! Aku BUKAN tidak peduli pada mereka yang nota bene-nya peduli padaku... hanya lalu itu duniaku HANYA ada AKU di dalamnya – mereka hanya bikin semak!

Tapi beberapa waktu lalu… Ketika aku mulai membangun dunia baru… di mana ada aku dan dia… di mana ada aku dan dia saling peduli… di mana ada kami bersama… ramai-ramai kusandangkan atribut dunia! Bahagia, sedih, marah, takut, cemburu, dan cinta… ya… cinta…

Tapi beberapa waktu lalu… Selang tak jauh, semuanya digerus badai! Tak ada lagi yang mau jadi temanku… Bahkan aku sempat takut pada rasa takut…

Tapi kini… Kusadari ialah sahabat sejati! Memulai lagi rantai makanan baru… mengunci diriku dalam gelap… dan akan kuperlihatkan DUNIAKU…

Alas! Mungkin RASA TAKUT adalah DIRIKU seutuhnya… who knows.

(Menjelang Ultah-mu)

Proyek buku dah beres, skg tggal cari penerbit yang mo nerbitinnya… which is THE HARDEST PART!

Tp setidaknya usahaku ga berhenti smpe di sini… Akhir2 ni kembali kenal dgn banyak orang, Orang2 yang men-support kesukaanku membaca n menggali ilmu… Santiago, Ronny, mba Eka, dan Ve… mereka yang menghujaniku dengan buku-buku… pelarian yang paling indah!

Dan adalah salahku menjauhi rian, Sahabatku sayang, maafkan yaa… mkg ni semua harusnya ga jd bgni tp inilah yang kuinginkan… aku ingn menarik diri sejauh mkg dari apa pun itu… yup, aku memang berubah!

Maaf klo GA MO mengakuinya di hadapan kamu tp AKU GA MO KAMU IKUT CAMPUR… Dan mkg kami memang sedang dijauhkan – seperti aku dan matahariku, Kesibukan rian dengan pekerjaan dan kesibukanku dengan pelbagai kegiatan sosial… dari mulai Olimpiade 1001 Buku, Campaign Climate Change WWF, lalu persiapan symposium int’l di Bali… mencari pelarian dengan baca buku, menulis buku… menenggelamkan diri dengan mimpi2 beasw…

Dengar… perutku kembali bergolak! Dia juga marah padaku… Karena sudah lama aku tidak mempedulikannya, mengabaikan rintihan di dada dan mengenyahkan pikiran apapun yang menghambatku…

Hal-hal yang berhubungan dengan itu ku amati HANYA jika malam tlah tiba… mengintip kotak Pandora yang terbuka di atas tempat tidur bersama ralf dan laruku… membendung mutiara panas yang berlomba-lomba mengintip di pelupuk mata! Ini adalah kegelapan yg aku pilih tuk tinggali,

Hinggap di dindingnya membuatku bernapas lega… karena kesendirianku ternyata bermakna, meski rasanya seperti mati perlahan-lahan. Ada sinar berkerjapan di kejauhan – aku berharap itu matahariku – kubiarkan saja ia ada di sana karena menggapainya hanya akan membakar tubuhku… walau betapapun aku mencintainya!

Ya… Itulah yang terlewat dan berhenti di dalam roda hidupku – mkg selamanya! Tanyamu kemarin,

“Cinta itu apa, Sam?” aku menatapnya nanar,

“Cinta itu adalah matahari…” tukasku spontan berusaha terus mengunyah roti yang kejunya meleleh di mulutku, berharap air mata tidak keluar dan aku masih berpijak di lantai alas marmer sebuah Mall.

Mengacuhkan tatapan tak percaya rian di sampingku.

“Cintaku adalah matahari… dan matahariku biru!”


NB: men-set ulang tatanan memang tidaklah mudah, banyak kerikil cobaan dan cemooh tak percaya! Tapi aku yakin kamu bisa… karena selama ini KAMU-lah sandaran itu. Perang manapun akan ‘menyerah’ pada reses… dan agen asing itu akan menjadi sahabat terbaik sepanjang waktu… Jangan pernah menyerah… karena akupun begitu, tapi kali ini bahagialah untuk dirimu niscaya aku kan bahagia untukmu. Cukup bagiku semua ini, l’amour n’est pas parce que mais malgre…

reply... reply...

Apr 5, 2007

aduh,
kayaknya pengen berhenti saja...
merintis pelataran dari kerikil tajam
panasnya melebihi reaktor nuklir yang dibangun iran
padahal qt sendiri tak pernah pasti
akan mengulurkan tangan kemana!

aduh,
berkali-kali menahan tangis dan marah
memendam kecewa dan kecewa... dan terus begitu lagi

katanya menatap masa depan
tapi bagi-ku seperti mengubur masa lalu yang indah milik kami itu...

setan jahanam mana yang sudah merenggutku
merutuki-ku yang kian enggan menggerti
padahal sudah merentang sekian janji
pada kamu, aku, dia.. lalu kamu lagi, aku, dia... melulu!

selamatkanlah yang tersisa..
demi masa depan yang dapat terbaca
bagi matahariku biru!

merintih bersama puisi

Mar 7, 2007

Rumpun Alang-Alang (Rendra)

Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, sayang
Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang
Di hatiku alang-alang menancapkan akarnya yang gatal
Serumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal......

KK 4/9
Sungai Musi (Rendra)
Makin banyak kami minum sepi kamipun makin mengerti
Maka sambil melayangkan pandangan yang jauh,
hanyutlah segala rasa yang gelisah
Burung-burung menempuh angina yang lembut serta lemah
Aku menempuh duka yang kian lembut, kian lemah

Bertemu Mu(r)ka

Feb 14, 2007

Bertemu mu(r)ka membuatku tak berdaya
percuma gelar debater ku sandang
tiada guna selama ini aku diusung jd pembicara handal
tidak pengaruh rentetan catatanku untuk menangkis hujamannya
Bertemu mu(r)ka melemparku kembali ke titik nol!

Betapapun aku telah persiapkan bertemu mu(r)ka
ketika bersamanya aku membisu
tatapan 3 pasang mata menyudutkanku… sekaligus!
Hujan kekecewaan dan keraguan menggantung kian legam
seperti menggali lubang di atas tempatku berpijak Aku menatap lekat kuat ke arahnya…
mencari tempat di mana aku bisa berbisik menumpahkan isi hatiku padanya – yang sebenarnya!
Tapi dipikir-pikir… bertemu mu(r)ka bukanlah hakku
maka ku redam siksa dengan merekam semua peristiwa dan pertanda
yang ia beberkan ‘rahasia’nya cuma-cuma
agar ketika selesai dapat ku bawa pergi dan menghilang…

Bertemu mu(r)ka menghancurkanku
plateu gelap ia buat tuk aku diami
meski sekuat tenaga ku tahan posisi
tak kan ku biarkan bongkahan mutiara panas berbaris meluncur
ketika akhirnya ia mengunciku di dalam sana…
Terperangkap bersama tajamnya lidah tak bertulang!

Bertemu mu(r)ka memaksaku semakin yakin tuk melangkah pergi… kabur… dan menguap
dari muka bumi!
Aku takut… bukan untukku,
tapi bertemu mu(r)ka mungkin akan lebih menyakitkan
bagi kamu, ia, mereka – yang tak boleh disebut namanya!
Bertemu mu(r)ka biarlah jadi ceritaku semata…

SAKIT

Aku terbaring sakit,
Di atas ranjang nuansa biru dan remang lampu
Rasa ngilu menusuk sendi
Rasa nyeri menjalar di perut
Demam trus membuatku menggumam
Aku terbaring sakit,
Tak sanggup lihat garis resah di dahi ma2 yg makin bertambah
Tak ingn mendengar kisah-kisah harian pa2 dan adek yang bergairah
Tak rela lepaskan genggaman pada selain nyawa
Tak kuasa merutuki diri yang bungkam
Aku benar2 sakit,
Di tengah derita yang dibawa hujan dan petir
Di antara tumpukkan bayangan di kepala
Semua seakan menatapku… jelma jadi hakim

Tapi di dalam aku lebih dari seorang pesakit,
Telah berani melangkah di atas bara
Konstan lengah menjadi tuan
Dan ketika sakit ini datang…
Sesaat aku rela luluh lantah!
Menangis dalam mimpi dan nyata yg berkala,
Memohon pada Penguasa…

Mungkinkah saat tersungkur dalam doa sekalipun
Tiada yang melirik memperdulikan aku?

DIA YANG GA SUKA CURHAT

Feb 12, 2007

Ku utarakan kisah ini pd sang malam
Karena tak kan ku temukan org (yg pantas) tuk berbagi
Ku lepaskan jubah kebesaranku
Dan bersandar dalam selimut gelap
…ugh, mkg sebaiknya ku simpan sendiri saja!
Ku utarakan keluh kesah ini pd sang malam
Karena dari tempatku berpijak hanya terlihat pencakar langit nan sombong!
Ku mulai muntahkan gelisah
Yang tertahan di jalan napas
…ah, curhat itu ga bs ditolerir!
Ku utarakan kerinduanku pd sang malam
Yang memisahkan dengan api semangatku
Karena getir kurasa menjaga keseimbangan tanpanya!
…hmm, tdnya kupikir curhat itu tuk org2 lemah
Wahai semburat kelabu,
Segeralah padam… karena harapku membuncah
karena penantianku begitu panjang
ingin lekas datang pagi
agar dapat kembali merajut benang kasih!
Sekali ini saja ku curhat padamu… bukan lemah tp demi hatiku bersamanya

LETTERA AMOROSA*

Feb 6, 2007

L’amour vache!

^Ni bluette sentimentale ni mol épanchement, l’adresse amoureuse condense chez les poètes les plus vifs enjeux de l’existence et c’est en elle sans doute qu’ils portent la langue à son plus haut degré d’incandescence. La question de l’autre, celle du désir et de la perte, est au cÅ“r de la poésie: comme un pas de danse sur l’abîme. L’amour/ la poésie: deux visages d’un meme mystère^.


Kejamnya cinta!

^Tanpa kisah kasih sedih ataupun airmata yang mengalir, perasaan cinta membuat para penyair menghasilkan karya mengenai eksistensi dasar manusia dan melalui tema cintalah mereka mampu menciptakan rangkaian kata terindah. Pertanyaan tentang sesame manusia, tentang hasrat dan rasa kehilangan berada dalam sebuah puisi: seperti langkah di tepi jurang yang sangat berbahaya. Cinta/ puisi: dua sisi dari misteri yang sama^.


*Lettera Mamarosa adalah judul puisi karya René Char yang keseratus tahun kelahirannya akan dirayakan pada tahun 2007. Selamat datang Le Printemps les Poetes!

CINTA TIDAK BUTUH TALI

Feb 4, 2007

Engkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal Hidup
Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam Cinta tak bermuara
Engkaulah matahari Firdausku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara

Kau hadir dalam ketiadaan. Sederhana dalam ketidakmengertian.
Gerakmu tiada pasti. Namus aku terus di sini.
Mencintaimu.

Entah kenapa.

Aku mencintaimu sepenuh hati.
Tak peduli lagi tepat atau tidak.
Tak peduli kau menyadari aku hilang atau tampak.
Tak peduli kau bahagia dengan diriku atau cuma dengan sel otak.

Rasa memiliki itu seperti sel.
Semula satu dan kemudian terpecah jadi seribu satu.
Dan aku menyimpan sel-sel yang sehat.
Ia akan terpecah di luar kendali cinta itu sendiri.
Sel ini terus nertambah dan menambah.
Mereka hidup melingkari kita, semenjak kita saling cinta.
Suka tak suka.

Aku bosan diam.
Aku ingin berteriak lantang.
Menembus segenap celah dan semua lubang,
merasuk ke ujung gendang telinga semua orang…
Aku mencintainya.

Aku ingin sekali tuli.
Sekawanan samurai terbuat dari huruf datang menyerang.
Mencacah harga diriku seperti daging cincang.
Mereka menghinaku, karena aku cuma bisa diam.
Mereka menyumpahiku, karena aku rela diabaikan.

Aku adalah manusia statis.
Statistik kita tidak bagus, sayang.
Aku adalah manusia yang butuh pengakuan.
Tak kutemukan satu orang pun yang mengakui kita.


(kompilasi Supernova: Puteri, Pangeran dan Bintang Jatuh)

waktu

Feb 2, 2007


Katanya waktu itu menyembuhkan. Tapi buatku (mungkin yang lain juga) waktu adalah pemangsa.

Tidak ada yang terlewat dari amatannya. Saat bahagia, sedih, marah bahkan kematian pun ia lahap habis-habisan. Aku kini berada dalam kubangan itu.

Baru ku sadari hitungannya, ketika rasanya semua berjalan terlalu menghentak… 15 bulan, kali 30 hari dikalikan lagi 24 jam, lagi dengan 60 menit, berikutnya kali 60 detik, jadilah 38880000 bagian yang telah terlewatkan. Bukan… bukan mengutukinya, hanya merajuk ternyata aku terlena sampai ketika hitungan itu ‘mengepak’ koper dan beranjak.

Seringkali kita tidak mengindahkan tengah menyepelekan waktu, bukan karena tapi meskipun ia menengadah ia tetaplah dentangan sombong! Siapa bilang waktu menyembuhkan…

Waktu menjadi pemangsa sejak menguasai padang pasir dengan hanya berbekal tonggak. Waktu jadi pemangsa ketika Kaisar besar Romawi ‘menanggalkan’ kejayaannya di sebuah pematrian, setidaknya Julius – nama Kaisar itu – menempati ruang rindunya menggumam. Waktu jadi pemangsa ketika gerakan dipercepat demi merambah lebih banyak, Einstein menciptakan E=MC² karena relativitas memukau si pemangsa. Waktu adalah pemangsa yang unik sekaligus lick, ia tidak mau berbagi dan tak kan pernah kembali.

Waktu, saat malam tadi ku sempatkan menunggunya berselang… ku tatap matanya, mencari setengah jawaban (karena jawaban penuh hanya milik Sang Pencipta), menahan rindu yang sesakkan dada. Aku masih terluka tapi ku sabarkan diri, menutup gelap ia berujar ‘belajarlah membacaku,’ ia menciumku lembut lalu pergi.

Katanya waktu itu menyembuhkan. Berulangkali ia menengokku terbujur di alas tidurku lemah, ia tak jua menguatkan… hanya tatapan sedihnya menusukku, namun ku lelah menghitung.

Kiranya sudah 38880000 dan 1200 hitungan waktu lagi… seharusnya aku sudah kaya, seandainya bisa ku berikan embel-embel tanda mata uang milik Negeri Puteri Diana yang kini menginjak kurs 16.000/ rupiahnya. Tapi, itulah waktu… tidak ada yang tersisa dilahapnya…


NB: thx Oprah Show, for bringing James Blunt last weekend… it really does make me stuck in time, wondering for the ANGEL who’d help me…143

apokaliptik?

Jan 24, 2007


yang terpenting, kamu tahu kapan harus berbelok, menikung, atau menunggu dia mencari-cari bentuk yang tepat buat kamu...dengan sesekali mengemas sebuah white lie....

aku ingin marah... bolehkah?
aku ingin terdiam menangis... gpp kan?

apa aku begitu mengesalkan buatmu... apa aku tidak pantas dapatkan semua ini... kenapa tidak bilang?? kenapa bisu?? kenapa malah berlalu...

maafkan muridmu yang BODOH ini... just dont leave me alone

baik... ku slalu pegang janji, bukan karena siapa-siapa,
tapi untukku
dan kali ini pun begitu adanya...
karena aku ingin kamu,
ITU SAJA!



*for those who keep on waiting for some let-down miracles, am here to follow coz am waiting for my sun

baterai


Tak henti-hentinya ku hentakkan kepingan usb player-ku, "SIAL... baterai-nya habis!"

Tiba-tiba senyap menyergapku, memompaku masuk ke dalam lorong-lorong yang dulu dengan mata telanjang dan menantang ku lalui... kini, tak kukenali lagi... Baru kusadari kehampaan ini - MENYIKSA!

Dahulu baterai ambegan penghuni usb player-ku adalah pemuja rahasia... mau saja ku paksakan bekerja dari mulai menyongsong pagi hingga hampir kantuk menimangku, aku adalah kesatuan yang tak terpisahkan dengannya...

Saat ini ketika dunia menyepi, sang baterai tidak mau berkompromi untuk setidaknya menemaniku beberapa detik lagi... aku teronggok pasrah, rupanya sudah tiada guna yaa... aku enggan melangkah, mungkin ia terlampau lelah - sama halnya denganku...

Setidaknya ia berani 'berteriak' dan 'mendemo'ku dengan 'kebengalannya', hehe... sementara aku masih saja melengos dan memaksakan kehendak! Dasar manusia BUTA...

Beribu kali ku jejalkan ke otak, "Aku tidak pernah kalah..." tapi nyatanya... selintingan lithium berhasil 'menendang'ku dari alam sadar dan sejurus tadi ia tengah berkemas pergi.. AKU SENDIRI...

Mungkin tidak ada yang bisa lagi kuraih darinya, mungkin benar tidak akan bisa ku paksa ia bertahan... memuaskan ego-ku tanpa berpikir 'pilihannya', mungkin sudah waktunya ku beralih saja. Menutup episode baterai ini...

Berulang dari awal, mengais sisa-sisa, lalu menutup rapat semuanya... menunggu sang baterai kembali karena hanya dia yang sanggup mengisi kekosongan yang ditinggalkan terusung usb player-ku (kan setahuku ia rechargeable - milikku satu-satunya)... mungkin hanya 4JJ yang tahu jawabannya...143

MENYERAH

Jan 19, 2007


Hampir tiap orang pernah mengalaminya… merasakan perihnya membakar di kulit, asinnya menyentuh lidah seperti derasnya air hujan, sakitnya memikul berton-ton beban di ulu hati.

“Aku dihempaskan… menjalin benang kusut… terpaku lalu MATI!”

Menyerah… mendengar kata itu disebutkan saja sudah membuat dahi mengernyit. Memperlihatkan usia yang termakan dalam perjuangan… peluh yang dikeluarkan, hingga tangis yang dikemas!

Siapa yang tidak suka kata ini? Hayoo… Yak! Bapak yang mengaku pengusaha dengan tas jinjing laptop besar di sudut sana… ada sekelompok orang-orang pemasaran… wartawan dan petinggi-petingginya yang haus berita ngga peduli hujan badai, kekeringan, perang atau apalah… para bos besar yang balapan dengan perutnya beserta bawahan-bawahannya (yang mungkin dikejar-kejar tuntutan korupsi)… TOP DOWN, hingga pengamen jalanan (yang kekeuh minta recehan – kalau bisa di atas seribu!) dan para penjaja ‘kenikmatan’ demi sesuap harapan kehidupan…

Ugh, aku sendiri tidak mau MENYERAH… meski berulang kali terhimpit, pasrah, menggeliat, berdarah… I manage to come back ON!

Malam ini aku kembali bergulat dengan Ralf, mencari kehangatan di antara selimut dan bantal bau-ku… ku tegaskan kuat-kuat di denyut syaraf abu-abu bahwa aku belum MENYERAH dan tidak akan pernah! Yes, I do cry all nite and sleep less than what feels like a blitz-hour… until NOW!

Jujur saja… apa kita pernah mengenal ‘sakit’ yang namanya MENYERAH ini? Dia bahkan didiagnosa lebih mematikan daripada AIDS, SARS atau flu burung…

Menyerah menghentikan petani meladang karena terik dan hama. Menyerah mematahkan pesakit tuk berjuang hidup. Menyerah mengenyahkan perundingan kesekian peperangan berakhir damai. Menyerah mengakhiri harapan untuk perubahan dan tatanan dunia masa depan yang lebih baik.

Menyerah adalah meletakkan nyawa untuk disantap oleh burung nazar.

Malam ini (lagi-lagi tak bisa tidur… dengan mata sembab) kembali ku mengantongi kepingan kenangan hidupku yang tercecer… “Aku belum menyerah!” gumamku lirih dalam gelap diiringi ‘senandung’ Laruku.

Sesaat ini, inginnya ku perlahan saja menghirup udara kehidupan di tanah-datar-gersang yang perlahan tengah dibangun seseorang… hhmm… sensasi Davidoff yang kurindukan…

I am a dreamer, aren’t we all? Thus, I’d never give up… especially not on you… my dreams!

Menyerah adalah angka mati! Menyerah bukan pilihan!

Pilihlah hidup karena hidup adalah pilihan, my writing may sound a bit lofty tapi mungkin nantinya akan lebih banyak yang berikan anggukan jika terungkap… teruntai-kata… “Banyak jalan menuju Inggris ;)” ups, maksudnya… “All are possible,” 143.


NB:
Jangan menyerah dulu ya…
Hapus saja kata itu dari kamus-mu!
Jangan menyerah dulu ya…
Di luar sana dunia belantara siap ditaklukkan!
Jangan menyerah dulu ya…
Banyak yang membutuhkannya… ya… KAMU!
Jangan menyerah dulu ya…
Ku tunggu kamu dengan hadiah termanis dari surga!

UNTITLED

Jan 18, 2007

Just a hunch,
That coming storm is getting near…
Am picking up pieces of ur face in the sky
Am collecting our memories together
not letting any would slip away!

Just a hunch,
or is it that I miss u…
Just a hunch in my head,
or is it something bad…

Just a hunch,
but u’r the hunch in my heart…
that puts it to beat
that pumps it to breathe
Just a hunch,
but it stays and never goes away…
can u feel the hunch ?

GOOD BYE MY LOVER

Jan 15, 2007

by JAMES BLUNT

Did I disappoint you or let you down?
Should I be feeling guilty or let the judges frown?
'Cause I saw the end before we'd begun,
Yes I saw you were blinded and I knew I had won.
So I took what's mine by eternal right.
Took your soul out into the night.
It may be over but it won't stop there,
I am here for you if you'd only care.
You touched my heart you touched my soul.
You changed my life and all my goals.
And love is blind and that I knew when,
My heart was blinded by you.
I've kissed your lips and held your head.
Shared your dreams and shared your bed.
I know you well, I know your smell.
I've been addicted to you.

Goodbye my lover.
Goodbye my friend.
You have been the one.
You have been the one for me.

I am a dreamer but when I wake,
You can't break my spirit - it's my dreams you take.
And as you move on, remember me,
Remember us and all we used to be
I've seen you cry, I've seen you smile.
I've watched you sleeping for a while.
I'd be the father of your child.
I'd spend a lifetime with you.
I know your fears and you know mine.
We've had our doubts but now we're fine,
And I love you, I swear that's true.
I cannot live without you.

Goodbye my lover.
Goodbye my friend.
You have been the one.
You have been the one for me.

And I still hold your hand in mine.
In mine when I'm asleep.
And I will bear my soul in time,
When I'm kneeling at your feet.
Goodbye my lover.
Goodbye my friend.
You have been the one.
You have been the one for me.
I'm so hollow, baby, I'm so hollow.
I'm so, I'm so, I'm so hollow.

somewhere... somehow... it's written,

Tepat tgl15 kemaren, 5 bulan sudah sejak H1 ternyata memang harus ada kata Gudbye dan it’s said for good… bener2 ga nyangka akan begini jadinya (NO! absolutely true that I don’t know it would end up anything like this… but I also am not sure that u’d cross it for me).

Sampai detik ini pun lingkaran kenangan dan kata2 itu masih terngiang-ngiang di kepala ku… kamu ga punya pilihan, but don’t u realize that u have chosen something, my heart! Not that I’d go against u… ku mang ga mo kamu meninggalkan apapun demi ku tp pa tu berarti u prefer meninggalkan ku? Mkg itulah jawabannya…

Mungkin memang duniaku harus hancur… ketika semua impian yang telah ku bangun berakhir sia-sia, semuanya memang sudah semu sejak awal – hanya aku yg begitu bodohnya tetap membangun, bermimpi dan berharap…

Maafkan ku… untuk semuanya! Mkg memang tidak seharusnya ku berharap apapun… mkg memang seharusnya aku – manusia bodoh – tidak usah berharap…

Am not strong! Am weak inside but NOBODY would ever realize that… never… coz I’ll be strong for not hoping at all!

Mkg MATI lebih baik daripada ini semua…

Ke(tidak)pastian

Tahun 2007 telah datang, tapi masih saja seperti ada yang kurang...
Aku masih dilanda ketidakpastian... akan byk hal yang inapproriate for me to open such debate here in this blogpage...

Entah disadari ataupun tidak, unsur ketidakpastian ini seringkali lahir dan tumbuh seiring usia kehidupan – bahkan abadi tidak seperti adanya manusia. No that i wanna say ’uncertainty is our enemy’ but come to think of it... am all worn out! And this is just it... sometimes...

Know what?! I’ve been thinking to pass it all out... NO... NOT a suicide! Am thinking of something else... i wanna prepare myself for ANYTHING that comes right up... i feel like breaking free from the uncertainty.

Hey! I am a writer... at least for my own bite of history – or should i just point out her-story, lately at some points am due to giving up – which is an option i NEVER have in mind – since uncertainty is blocking my view... incessantly am just TIRED, do I really need it?

Oh, betapa kepastian sesungguhnya sangat dirindukan!

Saya kembali terusik ketika persis di atas kepala saya, waktu terbang… Tuhan! Mungkin saya harus ikut-ikutan meminta kepastian… pertama-tama akan nasib tulisan ini, kemudian masalah karier, lalu jodoh yang malah menjalin benang kusut… terus… terus… kepastian akan surga atau neraka! Ha ha ha…

Kalau saya tuhan, tidak akan mungkin saya mengabulkan permintaan atas kepastian…. :))

“Please dech, yang pasti-pasti aja!

NEW YEAR's SPIRIT

Jan 12, 2007

it's new year everybody,
the spirit should have come among us but where have we been stucked lately... let's gather our hands and pray for the best in this new time given, amien!