23:58:22

Semburat pagi bawa berita,
kasihku merayap naik di ufuk timur…
Sinarnya jadi cahaya hidup,
kuat teriknya jadi sandaranku,
ketika mendung menggantung
ia jadikanku sandarannya…
Aku adalah bidadari miliknya.

EULOGI UNTUK SESEORANG

Matahariku,
Malam ini menjelang istirahatmu di belahan yang berbeda gantian aku yg terjaga karena sedari td ku lengah termakan waktu mencoba ‘sok sibuk’…
Wahai kasihku,
Hanya ketika gelaplah ku sanggup mengisi lagi kekosongan jiwaku dengan aliran napasmu… berharap letihmu adalah giliranku menjagamu! Meski kamu, belahan jiwaku, terpisah jarak dan keraguan… jgn pernah ragukan cintaku ini…
Kita adalah satelit
Saling mengitari terpenjara dalam rasa
Saling memiliki terpana satu sama lainnya
Kita adalah satu orbiter jagad
Saling melengkapi meski sulit dimengerti
Seperti kesatria orion dan putri Gemini

interpretasi

Malam sudah larut ketika kutawarkan cerita ini pada awan-awan yang berarak di angkasa…

Bayi-bayi sudah jauh masuk ke dalam mimpi-mimpi mereka, anak-anak kecil tersenyum dalam tidur membayangkan senda gurau esok hari, sementara yang dewasa memeluk kisah keseharian dan harapannya erat-erat seakan mereka punya sayap putih malaikat dan bisa terbang menghilang kapan saja…

Berapa banyak kebohongan dalam senyummu hari ini? Berapa kali kau mencibir dalam hati sementara wajahmu terpaksa melukis garis kapal? Berapa banyak waktu kau habiskan membuang topeng-topeng itu di kamar mandi… ketika bercermin… saat hendak lelah dan hanya ingin tidur…

Dunia yang dilihat oleh pencinta pawai posmodernisme kultural memperbolehkan itu semua, katanya manusia adalah makhluk yang kaya interpretasi… bilamana sanggup jiwa yang paling kaya akan terjual dengan harga paling tinggi!

Tapi sampai kapan?Malam sudah sangat sangat larut, entah sampai kapan kau biarkan tubuhmu jadi budak interpretasi padahal jiwamu lebih berharga daripada mereka semua yang kau sanjung-sanjung setinggi langit(langit)…

BELIKAN AKU DUNIA

Belikan saja aku dunia, ketika ia utarakan kata-kata itu, tak kan kugubris jagad raya yang menggiurkan…

Jalan yang selama ini tak berani kutapaki, ada dia di sana… mengulurkan tangan padaku… Mungkinkah aku bermimpi? Ia menginginkan aku bersamanya menyusuri jalan itu… memintaku menjadi miliknya… Jika engkau yang jadi orang itu, orang yang kutunggu selama ini… dalam doa-doa berhanyut mimpi… semoga tak sekedar harapku!

Belikan saja aku dunia, sayapku telah kembali dan akan kugunakan untuk bersamanya… meski harus berada di sebuah kota sepi yang penduduknya bernafkah dari raksasa-raksasa… di sebuah kota kecil yang mungkin jarang namanya terdengar…

Tiap bagiannya dunia berharga… Belikan aku dunia… dunia adalah aku, dia, kami bersama, cerita berdua, tentang kita… dunia di telapak tanganku, demi 4JJ SWT, sungguh indahnya…

Belikan aku dunia… akan kuberikan duniaku padanya, matahariku sayang!

MeRangkai kaTA-kAta

Kata siapa merangkai kata-kata itu mudah? Saat ini sudah 2 jam ngejogrog di depan kompt… pusing tujuh keliling mencari padanan yg sesuai dari berbagai termin yang berkeliaran di kepala ini…

Tapi,

Sejenak tadi ratus ribu juta kelebatan makna menghujani kesepian di dalam kamar… seperti déjà vu… seperti lompatan cosmos… seperti cahaya kematian…

Kata siapa merangkai kata itu mudah?

Saat itu ketika berdiri di hadapannya, menatap dua bola mata yg menjadi denyutku…

Saat itu ketika melihatnya melintas, di antara lamunanku tentang sang penjaga hati…

Saat itu ketika menangkap gerak-geriknya dalam pigura keseharian, mengubur tarikan napas

Yang ada malah,

Tertegun…

Tenggelam…

Terpaku…

Nada Pagi Hari

Jalanan kosong itu kini telah berada di depanku
menanti langkahku untuk menapaknya…
sedang genggamku ingin mengajakmu lalui jalan itu
layaknya dua bocah riang
ingin pergi berenang,
yang sebelum berangkat mereka
tautkan jari manis sebagai ikatan…

Pun sebelum berangkat
sempat kujatuhkan asamu pada satu lubang
yang ingin kutimbun
dengan tanah bersamamu…