welcome to my home

I want all of you to feel just like home whenever you enter my page, so enjoy your 'feels like home' in here and free to drop comments

PERNYATAAN SIKAP GOODREADS INDONESIA

Dec 30, 2009

Pelarangan Buku & Penarikan Buku dari Peredaran Merugikan Pembaca dan Melanggar Hak Pembaca

Pada 23 Desember 2009, Kejaksaan Agung mengumumkan pelarangan lima judul buku yang dianggap ‘mengganggu ketertiban umum’, yakni pertama, Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto karya John Rosa. Kedua, Suara Gereja bagi Umat Tertindas: Penderitaan Tetesan Darah dan Cucuran Air Mata Umat Tuhan di Papua Barat Harus Diakhiri karya Cocratez Sofyan Yoman. Ketiga, Lekra Tak Membakar Buku: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakjat 1950-1965 karya Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M Dahlan. Keempat, Enam Jalan Menuju Tuhan karya Darmawan. Kelima, Mengungkap Misteri Keberagaman Agama karya Syahrudin Ahmad. Selain itu, di kurun waktu yang sama juga terjadi penarikan buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Junus Aditjondro dari peredaran. Pelarangan dan penarikan buku ini merupakan satu dari banyak kejadian serupa dengan yang selama ini sudah seringkali terjadi di Indonesia.

Di bawah Undang-Undang Nomor 4/PNPS/1963 tentang pengamanan terhadap barang-barang cetakan dan pasal 30 (c) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Pokok-Pokok Kejaksaan Republik Indonesia, sudah lebih daripada 2.000 buku pernah dilarang di Indonesia, mulai dari novel, studi sejarah, ajaran agama, buku-buku mengenai kontroversi sosial-politik, termasuk karya-karya tulis tentang gerakan sosial awal abad 20, teologi liberal, hingga naiknya Asia sebagai pusat kapitalisme global. (Laporan Human Rights Watch dalam "Academic Freedom in Indonesia: Dismantling Soeharto-Era Barriers", Book Censorship, hal. 58).

Kita tidak lupa bahwa sebelum kejadian ini buku kisah perjalanan semacam The Naked Traveler karya Trinity pun pernah dilarang terbit. Penulis dan penerbitnya diharuskan Kejaksaan Agung menghapus tiga bab bila ingin buku itu diterbitkan lagi. Lalu pada 31 Oktober 2008, buku HM Misbach: Kisah Haji Merah karya Nor Hikmah juga ditarik dari peredaran setelah pihak kejaksaan merazia toko buku Gramedia Matraman, Jakarta Timur. Itu belum termasuk sejumlah buku lain yang sudah dilarang oleh Kejaksaan Agung sebelumnya, antara lain:

· Tan Malaka: Pergulatan Menuju Republik, Vol. I karya Harry A. Poeze,
· Di Bawah Lentera Merah karya Soe Hok Gie,
· Sang Pemula karya Pramoedya Ananta Toer,
· A Story of Indonesian Culture karya Joebaar Ajoeb,
· The Devious Dalang: Sukarno and the So-Called Untung Putsch karya Bambang S. Widjanarko,
· Amerika Serikat dan Penggulingan Soekarno karya Peter Dale Scott,
· Primadosa: Wimanjaya dan Rakyat Indonesia Menggugat Imperium Soeharto karya Wimanjaya K. Liotohe,
· Kehormatan Bagi yang Berhak: Bung Karno Tidak Terlibat G30S/PKI karya Manai Sophiaan,
· Nyanyi Sunyi Seorang Bisu karya Pramoedya Ananta Toer,
· Memoar Oei Tjoe Tat karya Oei Tjoe Tat.

Hampir dapat dipastikan, selama Kejaksaan Agung masih memiliki kewenangan berdasarkan kedua UU yang berlaku, di masa depan pelarangan dan penarikan buku dari peredaran tidak akan berhenti.

Menanggapi peristiwa pelarangan buku dan penarikan buku dari peredaran ini, kami berpandangan bahwa Kejaksaan Agung tidak perlu turut campur dengan mengambil tindakan-tindakan yang telah disebutkan di atas. Pelarangan buku dan penarikan buku dari peredaran telah merampas hak atas informasi yang merupakan bagian dari hak asasi para pembaca. Alasan yang diajukan Kejaksaan Agung bahwa pelarangan buku-buku ini dilakukan berdasarkan muatan di dalam buku, yang dianggap mengganggu ketertiban umum, tanpa penjelasan terbuka kepada masyarakat, kami pandang tidak memiliki argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Para pembacalah yang seharusnya memberikan penilaian tersebut karena para pembaca aktif telah mampu berpikir, memilih dan memilah sesuai dengan kepentingan masing-masing mana bacaan yang berguna dan mana yang mengganggu. Dalam pandangan kami, pola berpikir atau argumentasi yang menganggap bahwa masyarakat itu bodoh dan perlu dibimbing terus-menerus harus ditanggalkan karena sudah tidak relevan lagi. Kami juga berpandangan bahwa pelarangan buku dan penarikan buku dari peredaran hanya mengajarkan ketakutan dan kepicikan dalam menghadapi keberagaman pemikiran. Kalaupun ada yang tak setuju pada isi buku-buku tertentu, seharusnya pihak tersebut mempublikasikan pendapat tandingan bukan malahan melarang. Perlakukanlah buku sebagai komoditi intelektual dengan melakukan debat publik atas buku yang bersangkutan bila tidak berkenan. Biarlah masyarakat pembaca yang menilai buku mana yang lebih layak dipercaya isinya.

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, Goodreads Indonesia menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Menentang keras dan mendesak dihentikannya upaya-upaya pelarangan, pembatasan, pencekalan buku, penarikan buku dari peredaran yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung, karena tindakan itu telah merugikan pembaca dan melanggar hak atas informasi, yang merupakan bagian dari hak asasi para pembaca.
2. Mendesak pencabutan kewenangan Kejaksaan Agung dalam pengamanan terhadap barang-barang cetakan dan dan pengawasan peredaran barang cetakan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 4/PNPS/1963 dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004.
3. Mendesak dikembalikannya fungsi pengawasan dan pengamanan kepada para pembaca karena pembaca aktif telah mampu berpikir, memilih dan memilah informasi dari buku-buku yang terbit. Biarkan kami, masyarakat pembaca aktif ini, yang menilai buku-buku yang kami baca, dan bukan Kejaksaan Agung. Jakarta, 30 Desember 2009

Goodreads Indonesia
http://www.goodreads.com/group/show/345.Goodreads_Indonesia
mirror site: http://bacaituseru.blogspot.com
email: goodreads.indonesia@gmail.com
#0813 1050 9220

1:@=1x@=1, dan @ bukan 1

Dec 25, 2009


aku mungkin bukan pemanjat tebing sejati
di antara napas satu-satu aku bukannya untuk menakluk

aku mungkin bukan pemanjat tebing sejati
karena sesampainya di puncak aku lebih suka menyendiri
mencoba mengingat jalan yang kulalui - wat have i missed..

pemanjat tebing sejati
lahir untuk bersidekap dengan raga bumi,
mencari percikan dahaga dari pitch, caving dan belay
memenangkan taruhan dengan alam..

para pemanjat sejati seumpama pertapa
ia tahu kerajaannya bukan dari dunia ini
ia adalah pejuang dari selepas batas hutan



hanya mencari.. tidak berhenti...



aku bukan pemanjat tebing sejati
yang mejauhi hiruk pikuk kota dan merasakan udara kebebasan di antara awan-awan
aku hanya perlu udara segar
melepaskan kepenatan agar bisa kulihat belahan jiwaku semakin dekat dipeluk awan-awan

aku bukanlah mereka...
aku sendiri...

bersama bilangan fu merunuti rumus mati
berharap di antara lebam tangan dan sesak napas itu
ku diberikan jawaban


a
g
a
r

t
i
d
a
k

t
e
r
u
s

mencari...


tapi sudah menemukan.

RAHASIA HARI KETIGA

Dec 24, 2009

Sesuatu yang istimewa menarik perhatianmu.
Kau mulai tertarik.
Di matamu, sesuatu yang istimewa itu mulai berkembang.
Ketika hal itu tumbuh menjadi sesuatu yang makin lama makin istimewa - kau mulai menganggapnya berharga.



Jadi, hal misterius apakah yang menarik perhatian? Setiap orang pastinya memiliki jawaban yang berbeda, namun tiga hal berikut ini ada di urutan teratas daftarku..

1. KEBAIKAN
ada sesuatu yang sangat menyentuh ketika bertemu seseorang yang baik. Kebaikan nggak selalu datang dengan mudah, tapi ketika ia datang, seorang dengan hati yang benar-benar baik sangat mempesona.

2. EMPATI
selangkah lebih maju dari kebaikan, karena itu ia sulit ditemukan. Bukan berarti orang yang memikirkan orang lain di atas dirinya sendiri itu tidak ada loh.. tapi beranjak dari kenaifan manusia dan seakan terlihat bodoh -- memiliki empati sungguh berharga.

3. DAMAI
tidak banyak ruang untuk damai di dunia. Kita mungkin bisa menemukannya jika dibesarkan di lingkungan yang damai, tapi bagaimana jika tidak? terlebih lagi jika mampu menyelaminya dalam diri seseorang.. orang lain..

Ada banyak alasan untuk merasa tidak baik atau damai, dan alasan itu tersebar menunggu dipetik... tinggallah kita memutuskannya, dan ada banyak sifat-sifat lain yang bisa menambah ketertarikan (at least for myself). Atau aku bisa begitu saja tertarik only because someone has (a real) something in his eyes..

Temukanlah sesuatu yg tersembunyi dalam diri tiap orang dan perhatikanlah itu hari demi hari.. lihatlah ia berubah menjadi permata yang paling berharga di muka bumi ini.



FIRE IN THE HEART

Cerita Kambing dan Kebo

Dec 22, 2009


Bukan.. bukan, ini sama sekali bukan kisah tentang perjalanan ke desa.. ato field trip ke tanah persawahan..

Ceritanya beberapa hari yang lalu, kala suntuk dan setengah tak sadar diri karena nyeri lambung dan sedang mencari obat penawar sakit -- panjang intronya.. delalah di rumah Mas Ais malah disuguhi film ini, awalnya penasaran karena santer beberapa waktu lalu salah satu cast-nya diramalkan seorang MIYABI..

Kenapa Kambing? awalan itulah yang dijadikan introduksi oleh Dika, penulis yang bukunya menginspirasi film ini.. lalu tersebutlah Kebo. Perempuan cantik, vokalis band yang digalangi Kambing bersama teman-temannya. Ternyata Kambing dan Kebo di dalam film ini cukup 'akur' dalam membina hubungan, well.. tau kan kalo Kambing maennya di mana dan Kebo maennya ke mana..

Lompatan cerita yang cukup pendek dan jejalan kisah LDR - nope, bukan buat mendekkin 'itu' - menjadikan film ini terkesan 'to cut the story short..' kendati tujuannya yang demi melepas humor emang ga jauh-jauh amat kesampeannya..

"Tapi ko ceritanya kyk soal Kambing n Kebo aja ya, Mas?" tanyaku..

Mungkin.. mungkin emang maksudnya itu,
mungkin pertimbangan komersial, mungkin pertimbangan waktu, mungkin juga susah milih diantara banyak cerita2 lucu di buku Kambing Jantan jadi dibuatlah yang agak merunut.. tapi tetep ajah, ko ceritanya Kambing n Kebo ajah yaaa.. maksudnya apa.. Mungkin kemaren itu aku udah bener-bener SAKIT!

Akhirnya aku kemakan cerita Kambing n Kebo yang 'akur' meski beda dunia.. lalu jarak itu ada, kemudian rasa bosan itu mulai muncul, trus semakin banyak alasan berdatangan untuk 'mengacak-acak' ke'akur'an itu.. Kambing dan Kebo tidak lagi satu.

Apa emang ke'akur'an diukur dengan seberapa rindu yang kita pendam? Apa ke'akur'an bisa diukur dengan seberapa banyak telpon n sms yang bisa kita sambungkan? Apa ke'akur'an itu sehitungan bunga hadiah.. Apa ke'akur'an bisa diukur dengan seberapa banyak kata terucap kayak CINTA, SAYANG, HONEY, LOVE, JE T'AIME, AISHITERU YO, ICH LIEBIE DICH, JEG ELSKER DIG, IK HOU VAN JOU, Я тебя люблю, danseterusnya danseterusnya..

Apa ke'akur'an bisa diukur dengan seberapa banyak mayat yang sudah dimandiin demi bisa purchase phone-card buat nelpon si dia.. Apa ke'akur'an memang soal AKU.. DIA.. ato sebenarnya KITA bukan seehh.. Apa ke'akur'an is REALLY as SIMPLE AS THAT.. ataukah ke'akur'an adalah seberapa nyamannya untuk tahu DIA ada di sana untuk AKU dan sebaliknya.. ataukah ke'akur'an adalah semu yang diciptakan manusia untuk bisa menarik benang merah ke'KITA'an dan menjadikan segala sesuatunya begitu romantis..

Kenapa? Kambing? Kebo?

Lucu.. kenapa juga aku musti memaksakan Kambing n Kebo untuk balik lagi

Daylight's End

Dec 14, 2009


Ketika waktu berlalu makin lama makin cepat dalam hidup ini
Bagaimana kita menyisihkan waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting?
Bagaimana kita bisa menemukan kasih sejati
kalau kita menutup diri karena takut disakiti?
Bagaimana kita bisa meresapi setiap momen yang ada
kalau pikiran kita senantiasa hinggap di masa lalu atau masa depan?

Apakah terlalu banyak yang sudah kita korbankan?
Masihkan kita ingat siapa diri kita ini?

Tak ada yang bisa menenangkan pikiran kita, membuka hati kita, atau membantu kita mengerti,
karena semua ini harus bisa kita lakukan sendiri
dan keberanian akan datang kalau kita sudah siap menerimanya.