welcome to my home

I want all of you to feel just like home whenever you enter my page, so enjoy your 'feels like home' in here and free to drop comments

WHITE LIE

Oct 8, 2006


“Ini cuma bohong putih ko… gda masalah kan? Ini untuk menyelamatkan qt semua,”

Tak jarang dari kita yang menggunakan legitimasi bohong putih alias white lie menjadi suatu bentuk penyelamatan. Suatu pembenaran akan tindakan yang menyimpang. Lebih parah lagi meletakkan kebohongan yang satu itu di atas tipe-tipe kebohongan lainnya.

Manusia tidak lepas dari kebohongan, seperti makan keseharian dipenuhi oleh hasrat-hasrat yang tak jarang tidak terpenuhi – bahkan yg terpenuhi sekalipun membawa pada kebohongan! Memang bukan maksud hati, apalagi sekarang bulan Ramadhan…

Tapi banyak dari kita mencoba berbagai macam pembenaran, salah satunya adalah white lie… sekalipun ‘putih’ muatan ‘hitam’ dari kebohongan yang tercipta terbentuk dalam format kepuasaan ato complacent. Apapun itu bentuknya kebohongan akan melahirkan kebohongan lanjutan layaknya sinetron seri di televisi… semakin ketagihan saja penikmatnya!

White lie… memang putih memang bohong, tapi apakah juga bermuatan salah? Naahh… kalau hal itu hanya Dia-lah yg berhak memberikan skor, kita hanya bs berdo’a…

Posting kali ini bukannya menggurui, tp aku sendiri terinspirasi atas apa yg ‘menimpa’ku… white lie… bongkahan di hatiku yang membuncah… merekah lalu meledakkan langit-langit!

“ADUH… maaf. Ini namanya BOHONG PUTIH… demi sygku.”

1 comments:

Anonymous said...

coba aku tebak: hati kamu berbunga, lagi senang ("meledakkan langit-langit", tapi ragu, agak takut, dan bimbang ("seperti sinetron.... dan seterusnya")

proses yang tak bisa ditebak selalu membuat bimbang: akan berujung ke mana. keingin tahuan ini bukan hendak melawan takdir, yang seakan harus selalu kita terima karena datang dari Sana. tapi ini naluri manusia, semacam defence mechanism yang lahir dari kehati-hatian dan ketakutan akan ending yang tak menyenangkan.

biasanya rasa itu juga dialami dia yang membuat aksi padamu. setiap aksi yang dibuat selalu mengundang reaksi, dan selalu ada kebimbangan terhadap response yang akan datang. takut, malu, ngeri, sedih, akan lahir menghadapi respon yang negatif. tapi girang, sayang, merasa dipercaya, bangga, ingin berkorban, akan lahir dari respon yang positif.

aad titik krusial di sini: saat aksi bekerja tapi reaksi belum datang. agak tersiksa menunggu apa yang akan datang. aku mengalami ini. ini aku share buatmu. menunggu adalah hantu, adalah jurang yang gelap, di mana kita menebak-nebak pantulan suara apa yang akan datang dari dalamnya...

response akan jalan lebih lambat, karena waktu, karena sulit mengerti jalan pikiran masing-masing, karena rentang beda yang jauh. jarak waktu yang jauh ibarat sebuah buku tebal. belum selesai kita membaca satu bab, sudah tertimbun oleh banyak hal baru, yang tak semua bisa dimengerti.

mungkin kejujuran bisa membantu. tapi selalu ada waktu untuk mengukurnya, melewati masa dan peristiwa.

white lie yang diketahui kamu tahu maksudnya, mungkin adalah kejujuran yang salah secara etika dan moral. di sini soalnya jadi menguji kejujuran, dan meyakini bahwa untuk melewati masa dan waktu kita kadangkala tak bisa berjalan seluruh penggaris. selalu ada jalan berliku, selalu ada belokan, selalu ada tikungan.

yang terpenting, kamu tahu kapan harus berbelok, menikung, atau menunggu dia mencari-cari bentuk yang tepat buat kamu...dengan sesekali mengemas sebuah white lie....

rivers

Post a Comment