welcome to my home

I want all of you to feel just like home whenever you enter my page, so enjoy your 'feels like home' in here and free to drop comments

kesah

Mar 12, 2010

sudah lelah menghitung ketika langit beranjak gelap.barusan suara hujan menemani hitunganku.sekarang ia pun sudah lelah.sudah beranjak bertandang ke jendela lain.sudah mulai capek.sudah mulai malas...cerita yg tadinya kususun rapi untuk dibagi semakin hilang rasa, seperti masakan yang basi.aku sendiri bahkan sudah enggan melihatnya.tidak lagi semangat.yang ini.yang itu.semua bikin kesal.atau mungkin aku yang memilih untuk jadi kesal atas kesepelean...yah, semua sepele...just me and my deep thought...just me and my thoughtful habit against the world

sudah tidak bisa berkata apa-apa.rasanya sakit ya menyimpan apapun itu dan tidak dikeluarkan.kayak sembelit.kayak cinta sebelah tangan.kayak menggenggam bom waktu di tangan.kayak menunggu tapi orang itu tak kunjung datang.kayak menelan pil pahit ketika sakit.jadi pasrah...

akhirnya cuma bisa memeluk gelap.padahal nggak pengen sendiri.padahal cuma pengen didengar diam-nya, sama ketika pengen didengar ketika berceloteh macam-macam.padahal...padahal...entahlah...

sudah mulai merutuki otaknya untuk berhenti berpikir.berhenti menyusun rencana-rencana bodoh.berhenti melakukannya sendiri.pokoknya BERHENTI!

"aku tidak ingin sendiri karena sudah merasa sendiri.." sebaiknya juga berhenti menulis agar tidak ada lagi yang mengalir dari syaraf abu-abu itu.semua berhenti saja dulu.

tolong hujan

Feb 6, 2010


tolong aku...
hujan ini seperti menghukumku
menghujam aku dengan bulir riuhnya
menghapus kelebatan memori dari matanya

aku yang terdiam. menatap ke depan. di sana ia. di sana kamu. di sana yang aku tunggu. tapi hujan mengambilnya. hujan menenggelamkannya. menenggelamkannya dalam kelopak mataku. siapapun tolong aku!!! kembalikan ia, yang tidak (pernah) pergi dari sisiku. kembalikan ia, yang (cuma) sejenak menjenguk deru roda hidup. kembalikan ia, yang bersama menempati dunia. aku dan dia ada. hanya aku. hanya dia. kecuali kami tiada lain.

tolong aku...
yang tidak lagi tahu ini di mana
karena hujan seolah menghukumku
tidak dengan petir dan gemuruhnya
tapi siraman air yang menusuk dingin
tolong aku...
tolong aku, hujan...
biar aku kembali biru layaknya ia -- yang kurindu.

diam

Feb 1, 2010


boleh kuminta marahmu barang sehari, gantian dengan senyum yang merekah.. asal jangan diam. "tapi," potongmu. boleh kuminta api cemburumu selanjutnya, ganti sejuk merindu... asal tidak diam. "kenapa," katamu. boleh kuminta celoteh isengmu berikutnya, pengganti diskusi serius kita, yang penting bukan diam. "he.he" ya tertawakan saja aku, setidaknya lebih baik dari bisu diam. aku tak sanggup diam-mu. karena buatku makin ingin segera menyelami cokelat cahaya mata-mu mengais aksara yang mungkin tercecer sebelum tiba di muara. sementara ujar kamu, "i hate when u do that,"

(sigh)

rasanya seperti kembang yang diacuhkan kumbang. jika kamu diam. rasanya seperti masak sayur tanpa garam. kala kamu diam. pilunya seperti ditikam, tidak kasat luka, tidak mati, namun perih. meski kamu 'hanya' diam.

bisakah kupinjamkan kanvas putih angkasa pada buana, agar kamu rangkai sembarang di sana... ataukah kuberi gitar, lebih baik kamu ngamen saja. setidaknya ijinkan aku meregang di dasar palung, ketika nanti kamu pilih diam...

ketidakpastian itu diamnya kita berdua, sayang.. bingung berucap bertindak berprasangka bergumam tanpa nada.. "memang baiknya cium saja," alih-alih diam.

Tanya-Jawab

Jan 28, 2010


tak ada yang bisa melumatkan jemariku saat aku sentuh wajahmu yang kecil itu. kita seperti kisah yang berkejaran dengan waktu dan lampu. mencipta rindu dalam hitungan kilometer. "siapakah kamu di malam itu?"

tak ada yang bisa membenamkan gelisahku saat aku kecup bibirmu itu. kita seperti paragraf yang tak pernah habis menulis sendiri kisahnya. menghitung garis wajah dalam rindu tak bertumpu. "siapakah aku di malam itu?"

tak ada yang bisa menerjemahkan rinduku saat aku benamkan kelelakianku ke ujung keperempuananmu. seperti menulis puisi yang menghilangkan tanda baca. meledak-ledak. mencari bahagiamu dalam hangat selimut biru. "siapakah kita di malam itu?"

tak ada yang bisa menggantikan heningku saat aku pahamkan engkau sebagai perempuanku. seperti gunung yang merenung. menghabiskan waktu untuk menunggu. menimbang keputusan-keputusan yang semoga tidak keliru. "siapakah kalian di malam itu?"


***


tidak akan aku memenjaramu dari ke-ada-anmu, karena kamulah yang kucari itu. seperti mengais huruf dalam serakan sastra, hanya saja dirimu kesederhaan yang memukau. "akulah yang ingin jadi bintang yang menggantung di antara malam-malam terjagamu"

rengkuhanmu berikanku sejuta tanya... yang jawabnya hampir tak dapat kubendung. seperti muntahan peluru, panas, dan mengoyak... sejurus tadi kutakut kamu hanya kelebat mimpi di permukaan. "kamulah matahari, tempat kugantungkan asa, di sisi langit manakala gelap mengatup"

betapun sulitnya menyatukan pikiran dua kepala, di kala waktu... ataupun menanggalkan keangkuhan diri seakan menjadi telanjang tanpa daya, tapi ketika kurenungkan dalam... hanya sendiri dinaungi jaman sungguhlah perih, sementara memegang tanganmu aku semakin kuat. "kita adalah pengarung sejati yang tidak menunggu tapi melakukan semua"

engkaulah lelakiku. sosok yang menjadikan aku tidak lebih ataupun sempurna, melainkan terus berpendar ada. menyesapkannya di bulir abu-abu kepala yang dipompa merah darah... seperti punguk yang merindu. menunggu keputusan yang semoga tidak palsu. "kamilah yang cari jawab atas tanya itu"

aneh

Jan 15, 2010

.
.
.

it's too much
but no word is left to explain
that i am only a play doll to ur ground

have no space
share no means
leave no trace

while u're the world to me
i'm not even a tiny dot

it's weird to stand stone - here..