Kata siapa merangkai kata-kata itu mudah? Saat ini sudah 2 jam ngejogrog di depan kompt… pusing tujuh keliling mencari padanan yg sesuai dari berbagai termin yang berkeliaran di kepala ini…
Tapi,
I want all of you to feel just like home whenever you enter my page, so enjoy your 'feels like home' in here and free to drop comments
Mar 6, 2008
Kata siapa merangkai kata-kata itu mudah? Saat ini sudah 2 jam ngejogrog di depan kompt… pusing tujuh keliling mencari padanan yg sesuai dari berbagai termin yang berkeliaran di kepala ini…
Tapi,
Mar 5, 2008
Jalanan kosong itu kini telah berada di depanku
menanti langkahku untuk menapaknya…
sedang genggamku ingin mengajakmu lalui jalan itu
layaknya dua bocah riang
ingin pergi berenang,
yang sebelum berangkat mereka
tautkan jari manis sebagai ikatan…
Pun sebelum berangkat
sempat kujatuhkan asamu pada satu lubang
yang ingin kutimbun
dengan tanah bersamamu…
Dec 23, 2007
Anderson begins this lecture by asking the question – where does the Goodness of the Nation come from? He lays the ground work for this question by outlining the largely unexplained emotional power of nationalism and the Nation, which draws people into an imagined community despite differences along lines of race, class and gender and despite the fact that nations “have plenty of black pages in their history”.
Anderson goes on to identify three sites that he believes are worthy of inspection when it comes to understanding the Goodness of Nations.
The first of these sites is the Future, or as Anderson likes to calls it the Future Perfect. He points out that nationalism is the first form of political organisation to have its sights firmly set on the future as an ideal, utopian space. Following a famous lecture given by Max Weber to the German public of 110 years ago, Anderson goes on to identify how the future imposes obligations on the living citizens of the Nation through the uncounted millions of people yet to be born into the body of the Nation. It is for the unborn (the future) that we have obligations in the present to ensure that we leave behind a ‘good’ legacy for generations to come.
The second source of the goodness of the Nation according to Anderson is the body of the dead. Anderson points to the way in which the Nation rummages through the archive in order to extract worthy ancestors that will come to represent the Nation’s heroes. He identifies national monuments and war memorials as largely anonymous spaces that exclude any specific details about those who died in the service of the Nation. To die for the Nation, says Anderson, is to have your moral slate wiped clean.
The third source of the Nations goodness identified by Anderson is in the body of the living, specifically in the collective of the Nations children who he views as the avant-garde of the unborn. Children, says Anderson, are largely excluded from the body politic and are only considered adults once they obtain citizenship at the age of 18, 19, 20 or 21. This phenomenon ensures that the Nation’s children are exempt from political blame. By not allowing the children to vote, the Nation protects them from what mostly amounts to the moral squalor of politics.
Finally, Anderson turns to the Adult citizenry in an attempt to identify other sources of the Nation’s Goodness. He draws the chapter to a close on a largely ambiguous point, neither dismissive nor obviously supportive of this Goodness, implying that as fraternal members of a common body our existence and our survival, whether we like it or not, depends upon the continued survival of the Nation.
Nov 10, 2007
Tentunya bukan tanpa alasan tema peringatan AIDS Sedunia tahun 2007 dan 2008 menyorot tentang peran kepemimpinan. Kenapa? Karena justru dari titik tolak itulah pencegahan berasal, penanggulangan dapat berarti besar dan harapan demi kehidupan yang lebih baik dapat tercapai.
Namun kadangkala kita lupa, inti dari seorang pemimpin adalah membawa inovasi, visi dan kesungguhan dalam menghadapi tantangan AIDS. Pemimpin bukanlah sekedar mereka yang berada di posisi tertinggi. Kepemimpinan harus ditampilkan dalam setiap tingkat dan berani menentang status quo agar dapat menang dari penyakit ini.
Kita patut bertanya pada diri masing-masing, apakah yang sudah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang sama sekali tidak pandang bulu ini? Apakah kita masih memiliki stigma tinggi bahwa penyakit ini hanya untuk mereka yang melakukan perbuatan ‘terkutuk’? Apakah kita sudah benar-benar tahu apa itu HV/AIDS? Apa kita masih menjadikan peringatan Hari AIDS sebagai ratu sehari? Jika banyak dari pertanyaan-pertanyaan ini malah membuat Anda bungkam dan menjawab tidak… maka marilah kita bersama-sama dalam momentum Peringatan Hari AIDS Sedunia (PERISAI) 2007 duduk bersama menyatukan pandangan dan berkesungguhan untuk menjadi pemimpin bagi masing-masing diri – setidaknya – serta menepati janji-janji yang selama ini tidak ditepati.
Fakta yang dapat kita lihat di Propinsi Banten, angka HIV positif telah mencapai 980 jiwa – hasil penelitian Komisi Penanggulangan AIDS propinsi Banten (akhir Juni 2007). Seperti yang sudah diketahui penyebaran HIV/AIDS cenderung berpola fenomena gunung es, maka angka yang tertera pada ‘sensus’ tersebut belum sepenuhnya menggambarkan keadaan sesungguhnya di lapangan!
Bayangkan angka yang lebih besar lagi untuk tingkat nasional! Dimana orang muda adalah kelompok yang paling terkena dampak HIV/AIDS.
PERISAI 2007 mengangkat tema Positive Living: Ideas for a Better World demi menyoroti praktis kepemimpinan yang lebih sederhana dengan mulai memimpin diri sendiri menjalani hidup yang positif.
Generasi muda kita banyak yang terkena imbas globalisasi, peta pemikiran hidup positif mungkin saja terdengan out-of-date alias kuno… justru stereotype macam itulah yang harus diubah! Pola hidup positif adalah menanamkan kembali peran agama, budaya dan kepeduliaan dengan unsur yang kondusif dan terus berkembang. Kini memang bukan lagi jaman Siti Nurbaya – yang perempuan harus dipingit, ataupun dekade Perang Dunia – dimana laki-laki kudu masuk wamil!
Sekarang era informasi dan maraknya perkembangan teknologi – sehingga siapa saja punya akses untuk ‘menguasai dunia’. Tapi bagaimana seh menjadi seorang pemimpin? Hidup positif apa yang dimaksudkan? Mari kita mulai dengan menjawab pertanyaan ‘Apa yang bisa saya lakukan?’.
Oct 15, 2007