Tidak akan pernah cukup rasanya menggambarkan kehilangan... apalagi kehilangan karena kematian, karena setiap dari kita akan mengalaminya dan harus menghadapinya.
Ketika dingin kaki mbah menjalar di urat tanganku, aku dihempaskan dalam putaran waktu, ketika pertama dikenalkan dengannya, pertama mengenal dirinya... menjadi bagian keluarganya, melahirkan cicit laki-lakinya, melihat guratan kekecewaan dan kesedihan di matanya, sehatnya, sakitnya... dan kemarin, akhirnya ia menghembuskan napas terakhir. Rasanya pernah seperti ini juga dulu, lebih berat lagi malah... dan waktu berlalu. Ini pun kurasa akan seperti itu.
Kehilangan yang termakan oleh waktu.
Tapi, aku ingin menarik waktu untuk sedikit berkontemplasi, menyelami kematian... lebih dalam dari sekedar liang lahat.
Setiap kita akan mati. Sudah siapkah? Apa yang sudah dilakukan selama ini? Di mana kita selama ini menyimpan bekal mati nanti? Apakah semua itu sudah cukup? Akankan ada yang mendoakan jalanku dari kematian nanti? Bisakah itu menyelamatkanku dari siksa api neraka? Sunyi kah di dalam sana? Akankah mereka lupa jika aku tiada kelak? Siapa yang akan merawat kuburku? Bagaimana kematian menjemputku nanti?
Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepala, rasanya kian memakan tempat - menyesakkan... begitu juga kah rasanya kematian?
Niniq Laki, Niniq Bini, manda, mbah... bagaimana kalian di sana? kaku dan dingin tubuh kalian merasuki dan mempertanyakan Iman-ku. Menyadarkan akan kelupaan... Di sujudku yg dalam tadi aku menangisi kalian, karena kala itu aku tidak sempat aku tidak boleh dan aku tidak sanggup. Di sujudku yg dalam tadi kukirimkan Fatihah. Aku kangen... jika nanti kematian itu datang, semoga aku bisa lebih tabah dan sudah lebih baik. Amien.
Silent Time - An Impromptu Response
Jun 18, 2014
Jelas sekali saya harus berterima kasih kepada teman baru saya ini, Sylvie Tanaga - relawan doctorSHARE.
Tautan tulisannya tanpa sengaja menarik mata saya, dan ketika selesai membacanya, saya merasa ditampar sangat keras. Tidak, dia tidak sedang mengintimidasi siapapun... dia hanya mencoba merefleksikan apa yang dialaminya dan mencari jawaban atas dilema hati.
Ia bercerita tentang pencarian makna evaluasi bekerja, tentang menulis - suatu hal yang jauh dari jangkauan sejak ini itu (alasan yang pandainya saya buat-buat), soal (kualitas) bekerja dan waktu merenung yang bermanfaat. Ya, merenung yang bermanfaat ketika seseorang bisa melahirkan ide-ide hebat, menggambarkan apa yang hendak dilakukan serta rencana meraihnya, hingga membaca buku-buku yang kaya.
Tautan tulisan itu menahan saya terus membacanya sampai akhir. Akhir di mana saya merasa ditampar dengan sangat keras karena pertanyaan yang sama juga sebenarnya terus bergulir di kepala, hanya saja dengan berbagai tepis kilah jawaban, berhasil saya kubur dalam-dalam.
Kembali aktif di dunia kerja dan menghadapi orang-orang membuat saya kian tersadar dan terbangun. Saya (hampir) ketinggalan banyak hal. Bukan masalah eksistensi sosial media atau apalah. Saya ketinggalan banyak hal atas nama aktualisasi diri. Saya ketinggalan banyak hal dalam memperkaya serabut abu-abu di kepala ini, memecutnya secara berkala agar tidak cepat menciut. Saya ketinggalan banyak hal tentang siraman nurani. Semua yang biasa saya dapatkan dari perenungan, dari SILENT TIME.. dari ME TIME. Dari tumpukan buku-buku di sudut kamar yang kini kian kesepian.
Saya tidak sedang (lagi-lagi) mencari pembenaran atas ketinggalan yang sangat mengecewakan. Saya, begitu juga Sylvie, mencoba untuk introspeksi diri atas kualitas jalan yang sudah kami tempuh, agar pembangunan berikutnya tidak sekasar kemarin.
Banyak dari mereka di luar sana, atau yang sehari-hari saya hadapi, merasa apa yang ada di genggaman mereka saat ini adalah cukup. Atau malah merasa apa yang mereka hadapi selaksa tekanan yang datang bertubi-tubi. Call me ambitious... but I won't say it enough until God says it enough for me! Apakah cukup dengan memahami tugas dan menghantarkannya dengan baik... Apakah cukup memulai proyek lalu menyelesaikannya dengan labelisasi sempurna... Apakah cukup hadir dan berperan dalam sebuah meeting penting... atau apakah sudah cukup baik menjadi Ayah/Ibu bagi anak-anakmu... Apakah sampai hari ini kamu merasa cukup dengan ke-Iman-anmu... Apakah merasa cukup dengan dirimu?
Saya tidak sedang mencari celah mungkin apa yang anda rasakan sama.. Tapi Sylvie benar bahwa semakin hari kita semakin terjerat dengan rutinitas, dan di waktu-waktu kosong kita terhempas karena letih badan dan pikiran. Kita hampir mengabaikan jerit SILENT TIME... Kita abai akan ME TIME... katanya hanya buang waktu saja. Padahal banyak karya-karya spektakuler lahir dari waktu antara, ide-ide brilian muncul ketika kita justru menyendiri menarik diri...
Allah SWT sudah menghadiahi masing-masing kita umat-Nya waktu 24 jam dan itu bukan untuk difoya-foya. Sudah kita bawa kemana kualitas diri kita selama ini? Wal Ashr Innal insaana la fii khusr.. Demi masa, sesungguhnya manusia itu merugi...
Ya, saya telah ditampar dan disadarkan betapa merugi selama ini oleh seorang teman yang mendedikasikan dirinya untuk kemaslahatan orang banyak, mereka yang membutuhkan akses pelayanan kesehatan.. Kalau kamu?
*mulai menyusun 3 buah buku di atas meja kantor dan menuliskan target halaman serta resensi hasil bacaan ;)
Tautan tulisannya tanpa sengaja menarik mata saya, dan ketika selesai membacanya, saya merasa ditampar sangat keras. Tidak, dia tidak sedang mengintimidasi siapapun... dia hanya mencoba merefleksikan apa yang dialaminya dan mencari jawaban atas dilema hati.
Ia bercerita tentang pencarian makna evaluasi bekerja, tentang menulis - suatu hal yang jauh dari jangkauan sejak ini itu (alasan yang pandainya saya buat-buat), soal (kualitas) bekerja dan waktu merenung yang bermanfaat. Ya, merenung yang bermanfaat ketika seseorang bisa melahirkan ide-ide hebat, menggambarkan apa yang hendak dilakukan serta rencana meraihnya, hingga membaca buku-buku yang kaya.
Tautan tulisan itu menahan saya terus membacanya sampai akhir. Akhir di mana saya merasa ditampar dengan sangat keras karena pertanyaan yang sama juga sebenarnya terus bergulir di kepala, hanya saja dengan berbagai tepis kilah jawaban, berhasil saya kubur dalam-dalam.
Kembali aktif di dunia kerja dan menghadapi orang-orang membuat saya kian tersadar dan terbangun. Saya (hampir) ketinggalan banyak hal. Bukan masalah eksistensi sosial media atau apalah. Saya ketinggalan banyak hal atas nama aktualisasi diri. Saya ketinggalan banyak hal dalam memperkaya serabut abu-abu di kepala ini, memecutnya secara berkala agar tidak cepat menciut. Saya ketinggalan banyak hal tentang siraman nurani. Semua yang biasa saya dapatkan dari perenungan, dari SILENT TIME.. dari ME TIME. Dari tumpukan buku-buku di sudut kamar yang kini kian kesepian.
Saya tidak sedang (lagi-lagi) mencari pembenaran atas ketinggalan yang sangat mengecewakan. Saya, begitu juga Sylvie, mencoba untuk introspeksi diri atas kualitas jalan yang sudah kami tempuh, agar pembangunan berikutnya tidak sekasar kemarin.
Banyak dari mereka di luar sana, atau yang sehari-hari saya hadapi, merasa apa yang ada di genggaman mereka saat ini adalah cukup. Atau malah merasa apa yang mereka hadapi selaksa tekanan yang datang bertubi-tubi. Call me ambitious... but I won't say it enough until God says it enough for me! Apakah cukup dengan memahami tugas dan menghantarkannya dengan baik... Apakah cukup memulai proyek lalu menyelesaikannya dengan labelisasi sempurna... Apakah cukup hadir dan berperan dalam sebuah meeting penting... atau apakah sudah cukup baik menjadi Ayah/Ibu bagi anak-anakmu... Apakah sampai hari ini kamu merasa cukup dengan ke-Iman-anmu... Apakah merasa cukup dengan dirimu?
Saya tidak sedang mencari celah mungkin apa yang anda rasakan sama.. Tapi Sylvie benar bahwa semakin hari kita semakin terjerat dengan rutinitas, dan di waktu-waktu kosong kita terhempas karena letih badan dan pikiran. Kita hampir mengabaikan jerit SILENT TIME... Kita abai akan ME TIME... katanya hanya buang waktu saja. Padahal banyak karya-karya spektakuler lahir dari waktu antara, ide-ide brilian muncul ketika kita justru menyendiri menarik diri...
Allah SWT sudah menghadiahi masing-masing kita umat-Nya waktu 24 jam dan itu bukan untuk difoya-foya. Sudah kita bawa kemana kualitas diri kita selama ini? Wal Ashr Innal insaana la fii khusr.. Demi masa, sesungguhnya manusia itu merugi...
Ya, saya telah ditampar dan disadarkan betapa merugi selama ini oleh seorang teman yang mendedikasikan dirinya untuk kemaslahatan orang banyak, mereka yang membutuhkan akses pelayanan kesehatan.. Kalau kamu?
*mulai menyusun 3 buah buku di atas meja kantor dan menuliskan target halaman serta resensi hasil bacaan ;)
"Norak-Norak Bergembira"
Aug 7, 2012
welcome to DANGER! |
with sleeping beauty =)) |
ketauan ga, kacamatanya kebalik? :D |
wow... |
upsieee... >.< |
Dedicated to "Norak-Norak Bergembira" quiz (http://indradya.wordpress.com/2012/08/01/kuis-norak-norak-bergembira-berhadiah-buku-buku-mizan/). Mudah-mudahan menang hadiah bundle 2
*doa komatkamit*
menggenangi dasar
May 31, 2012
entah berapa terlewati, mana tahu kemana mereka pergi
rasanya perjalanan ini menghabiskan separuh usia
aku tengah menatap genangan di dasar lantai,
airnya berlarian ke segala arah, tanpa duka, suka rasa, peduli apa
melesakkan setiap sudut... membasahi pojok mata,
mengambil alih kekuatan yang selama ini dihimpun gunung-gunung kecil
aku menatapnya menggenangi dasar
dengan mata menerawang mencari jalan... sayang bukan jalan keluar
degupnya melemah, kelahi rasa takut kecewa sedih tiada habisnya
sengaja tak ku-ulurkan tangan ini
biar ia mencari-cari sendiri,
memaafkan diri,
memohon ampunan yang Maha Pengasih,
mereguk ke-ikhlas-an dan
melanjutkan perjalanan...
Epilogue:
Setiap kita pernah dan akan terus berbuat salah, hingga akhir masa nanti...
kadangkala bahkan tidak terbayarkan,
oleh karena itu, tidakkah rasanya kurang pantas jika kita mengambil alih peran-Nya
menghakimi kebohongan, kesilapan, dan ketidakpantasan...
Siapa kita?
Kuis 6 Buku Jika Beruntung
Jan 10, 2012
Jika aku menjadi peri buku yang bisa membagi-bagikan buku... aku nggak hanya akan membagikannya untuk yang namanya tercantum dalam buku putihku, dalam ajang kuis, pilih cover, hingga pemberi komen paling menarik, peramai grup2 pembaca, atau pun sebagai kejutan ulang tahun seseorang, tapi aku juga akan sering mampir ke abang-abang/mba-mba sponsor perpus keliling, mengirimkan buku-buku untuk anak-anak agar semakin bayak yang tertarik untuk membaca dan mau menjaga bahan bacaannya tetap apik... Menjajakan buku dan menjaganya tetap terawat nggak gampang loh *curcol pengalaman masa kecil membuka perpus mini :D
Aku mungkin akan jadi peri yang 'picky' (bukan pelit), tapi begitu menentukan pilihannya, si peri buku picky ini, cukup royal, aku tidak ragu memberi sebuntelan penuh cokelat, eih, buku demi melihat binar di mata-mata pemujanya, layaknya aku kalau sudah dihadapkan dengan tumpukkan buku... I love books therefore I will also love people who love books as much as I do.
Aku nggak punya kriteria khusus untuk penghuni buku putihku, buku telepon handphone-ku saja sudah mencapai 2000-an lebih nama, karena bagiku semua orang sama pentingnya. Mereka seperti karakter dalam tiap-tiap buku. Dan seperti juga buku, mereka masuk dalam kategori-kategori tertentu. Sudah menjadi tugas peri buku-lah untuk memilah yang mana dan pada siapa buku-buku itu pantas diberikan... Aku hanya berharap sudah memberikannya pada teman-teman buku yang tepat. Mereka yang menang kuis karena sudah lama menginginkan buku tersebut, dia yang menang dalam ajang pilih cover karena memang gandrung dengan buku-buku serupa, orang-orang yang suka meramaikan komunitas karena ingin membagi pengetahuannya, serta mereka yang tulus menolong orang lain menumbuhkan minat baca dan adik-adik kecil dengan mata besarnya ketika dihadapkan pada buku bergambar dengan warna-warni menawan.
Karena aku peri buku picky yang juga perfeksionis plus penyuka jalan-jalan, aku lebih memilih menggunakan mantera "disapparate" dan "apparate" untuk bisa memberikan buku-buku kejutan itu... Habis, kalau memilih jasa pengantar reguler, kalau di mana-mana macet jadi lama, kalau banjir dan hujan badai makin tertunda saja si paket buku sampainya -- aku kan ga tega lihat mereka yang sudah begitu berharap harus kecewa menunggu #eeeaaaaaa. Mau pake jasa peri buku lainnya, takut malah menambah beban peri lain, mau mencoba jasa Elf juga agak ragu mengingat trio Frodo, Samwise dan Pippin saja harus berupaya sekuat tenaga mencapai Mordor demi menghancurkan cincin warisan #ga nyambung ibu peri XD. Tapi kalau peri buku picky ditemani oleh Legolas dalam tugasnya membagi-bagikan buku sih sangat tidak menolak... hihihi ;p Tinggal "alohomora" dan terbukalah pintunya... *peminjam seumur hidup pintu kemana saja Doraemon.
Dan buat mereka para penggoda dari ordo buntelan, peri buku picky punya mantera "anti-cheating" supaya mereka nggak bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan ataupun "banishing charm" biar pencuri kesempatan itu nggak bisa ngeliat target mereka. Walaupun aku akan tetap menghargai segala bentuk usaha mereka demi mendapatkan buku-buku tersebut. "Accio" muncul lagi deh bukunya, *dasar peri iseng
Memang yang amat sangat paling susah dalam mengemban tugas sebagai peri buku adalah menghadapi godaan bertumpuk-tumpuk buku. Aku harus sedia berbagai macam ramuan dan mantera agar tetap foukus dan lupa pada keinginan 'mencomot' buntelan buku menggiurkan itu untuk santapan sendiri... Dari mulai ramuan garam, merica bubuk, bawang putih, dan irisan cabai #masak yuks ;D sampai mantera yang paling ampuh "obliviate charm", biar segala godaan dan rayuan setan segera hilang dari kepala, soalnya peri buku nggak boleh minum panadol -- nanti lupa semua kan gaswat :))
Kalau aku menjadi peri buku (picky)... overall, aku mau jadi peri buku yang SIAGA ( SIap, Antar, jaGA) #trink, ;)
Kuis ini disponsori oleh:
Untuk teman-teman peri atau pun peri-wannabe lainnya yang ingin ikutan kuis ini, bisa melongok ke note mba Truly di http://www.facebook.com/notes/truly-rudiono/kuiskuiskuis-beruntung-bisa-dapat-6-buku/10150558589832279?cmntid=10150560197327279 atau https://www.facebook.com/note.php?note_id=10150560493937279
Note:
gambar-gambar pada tulisan ini diunduh dari
http://theteacupkitten.deviantart.com/art/Book-Fairy-243798626
http://www.u-createcrafts.com/2011/09/halloween-costume-book-fairy.html
Subscribe to:
Posts (Atom)